Tuesday, November 19, 2019

Manajemen Pengendalian Perubahan (Change Control Management)


Manajemen Pengendalian Perubahan

            Manajemen Pengendalian Perubahan adalah proses yang meyakinkan bahwa implementasi perubahan di dalam ruang lingkup IT efektif. Tujuan dari manajemen pengendalian perubahan adalah untuk meminimalisir gangguan, kesalahan dan juga perubahan yang tanpa persetujuan.

Pentingnya Manajemen Pengendalian Perubahan

            Software aplikasi didesain untuk mendukung fungsi spesifik, seperti sistem pembayaran gaji atau peminjaman uang kas. Biasanya, beberapa aplikasi berjalan bersamaan dibawah satu sistem operasi. Menciptakan kendali atas perubahan dari aplikasi – aplikasi ini dapat meyakinkan pengguna bahwa hanya aplikasi yang resmi yang dapat dipakai. Tanpa kendali yang benar, terdapat resiko dimana keamanan atau keaslian data dapat menyebabkan beberapa hal seperti penyalahgunaan dan manipulasi data, pesan kesalahan yang akan terus muncul karena kesalahan sistem, dan lain sebagainya.
            Fokus utama dalam Manajemen Pengendalian Perubahan adalah mengendalikan perubahan yang dilakukan terhadap aplikasi agar aplikasi yang diubah tersebut tetap dapat berjalan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.

Proses Manajemen Pengendalian Perubahan

            Setiap perubahan yang diterapkan harus benar – benar direncanakan, dikoordinasikan, diuji coba, dan diimplementasikan berdasarkan dari tingkat kerumitan hubungan hardware, software, dan aplikasi di ruang lingkup operasional. Proses perubahan yang efektif dapat mengurangi resiko kegagalan layanan IT. Perubahan yang diajukan pertama – tama harus direview oleh personil manajemen perubahan untuk mengidentifikasi potensi konflik dengan sistem lain. Proses manajemen pengendalian perubahan juga harus diperbaharui secara berkala untuk memastikan tingkat efektivitasnya.
            Perubahan yang dilakukan termasuk tapi tidak terbatas pada pembetulan kesalahan dan/atau penambahan fitur baru. Skala perubahan yang dilakukan juga bervariasi, mulai dari pembetulan kesalahan kecil sampai perancangan ulang seluruh sistem. Terdapat 3 tipe perubahan : perubahan rutin, non rutin, dan darurat. Perubahan rutin biasanya memberikan efek yang minim terhadap keseluruhan operasi harian. Perubahan rutin dapat diimplementasikan dan dicadangkan dengan cepat dan mudah. Perubahan non rutin berpotensi memberikan efek yang besar terhadap sistem. Perubahan non rutin dapat memengaruhi kinerja sebagian besar pengguna dan biasanya memiliki implementasi dan pencadangan yang rumit. Perubahan darurat adalah perubahan kecil maupun besar yang harus dilakukan dengan segera tanpa mengikuti prosedur standar.
            Proses manajemen pengendalian perubahan biasanya mencakup :
-        Form permintaan perubahan
-        Pengukuran efek perubahan
-        Pengendalian
-        Perubahan darurat
-        Perubahan dokumentasi
-        Perubahan pemeliharaan
-        Perilisan software
-        Pendistribusian software


Form Permintaan Perubahan

            Form permintaan perubahan memastikan hanya perubahan resmi saja yang dilakukan, memastikan bahwa semua perubahan yang terjadi disimpan di sebuah catatan perubahan, sumber daya digunakan dengan sewajarnya, dan perubahan yang dilakukan adalah perubahan yang tingkat prioritasnya tinggi. Perubahan yang diimplementasikan haruslah diprioritaskan dalam hal keuntungan yang didapat, tingkat kesegeraan yang ada, usaha yang dibutuhkan, serta potensi pengaruh terhadap sistem yang sedang berjalan.

Pengukuran Efek Perubahan

            Setiap perubahan yang dilakukan haruslah memiliki tingkat efek perubahan untuk memastikan bahwa potensi konsekuensi negatif yang akan timbul, telah dikenali dan siap untuk dihadapi. Perubahan dalam sistem dapat menyebabkan beberapa resiko terhadap segala aspek contohnya ketersediaan integritas, kerahasiaan, dan performa sistem.

Pengendalian

            Pengendalian perubahan bukan hanya memastikan perubahan resmi saja yang diketahui dan diimplementasikan, tapi juga menyaring perubahan tidak resmi yang berpotensi merusak kinerja sistem. Berfungsi untuk mengurangi efek negatif atau error yang berpotensi terjadi di sistem.

Perubahan Darurat

            Perubahan darurat adalah perubahan yang harus dilakukan diluar jadwal yang sebelumnya sudah ditentukan. Biasanya perubahan darurat dibutuhkan untuk membetulkan kesalahan yang bisa memengaruhi kinerja sistem. Prosedur perubahan darurat tidak hanya menjelaskan perubahan apa yang akan dilakukan tapi juga menjelaskan atas alasan apa sebuah perubahan darurat harus dilakukan. Perubahan darurat memiliki potensi merusak sistem karena perubahan darurat dilakukan dengan tiba – tiba dan tanpa melakukan prosedur pengajuan perubahan yang semestinya.

Perilisan Software

            Software atau sistem yang telah diubah haruslah dipastikan bahwa perubahan yang dilakukan telah diizinkan oleh manajemen yang bertanggung jawab, diuji coba, dan didokumentasikan.

Pendistribusian Software

            Tujuan dari pendistribusian software adalah untuk memastikan bahwa software yang tersebar telah sesuai dengan dokumentasi perubahan yang dilakukan. Software yang didistribusikan memiliki persetujuan lisensi yang harus dipatuhi, contohnya bagaimana ketentuan menggunakan software tersebut, apakah berbayar, gratis, atau gratis bersyarat, kemudian pihak mana saja yang diizinkan untuk menggunakan software tersebut, dan lain sebagainya.

Standar Prosedur Manajemen Pengendalian Perubahan

            Adanya sebuah standar prosedur adalah untuk memastikan bahwa semua pihak melakukan proses kegiatan yang sama untuk mencapai tujuan yang diminati. Berikut adalah hal – hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan perubahan.

            Objektif/Tujuan :
-        Alasan – alasan mengapa perubahan itu ingin dicapai
-        Siapa yang menginginkan perubahan tersebut
-        Siapa yang akan mengubah
-        Bagaimana perubahan itu akan dilakukan
-        Mengukur resiko kegagalan dan efek perubahan yang ditimbulkan
-        Merancang rencana B dan prosedur cadangan
-        Melakukan komunikasi terhadap pihak – pihak yang terpengaruh perubahan
-        Mengidentifikasikan pemulihan kesalahan
-        Mengidentifikasikan konflik di antara perubahan – perubahan yang dilakukan

Lingkupan Perubahan :
Lingkupan perubahan yang terjadi mencakup,
-        Hardware
-        Software sistem operasi
-        Database
-        Software aplikasi
-        Aplikasi pihak ketiga
-        Telekomunikasi
-        Tingkat keamanan
-        Jaringan

Kriteria dalam menyetujui perubahan
            Persetujuan perubahan dapat didasarkan oleh kriteria sebagai berikut :
-        Keadaan produksi di lapangan. Sebelum menentukan apakah suatu perubahan dapat dilakukan, manajemen pengendalian perubahan haruslah terlebih dahulu menilai performa dan ketersediaan dari masing – masing sistem pada pekan – pekan sebelumnya.
-        Tingkat perubahan. Sebagai bagian dari persetujuan perubahan, tingkatan perubahan diuji coba bersamaan dengan informasi mendetail dan instruksi yang tertera pada permintaan perubahan.
-        Efek kumulatif dari semua perubahan yang diajukan. Manajemen pengendalian perubahan adalah satu tempat dimana semua pengajuan perubahan dikumpulkan. Pihak manajemen dapat menilai beberapa perubahan yang mana jika dinilai satu – persatu memiliki resiko yang berbeda – beda.
-        Ketersediaan sumber daya. Manajemen pengendalian perubahan mengevaluasi ketersediaan sumber daya manusia, waktu dan sistem ketika merancang penjadwalan dan persetujuan perubahan.
-        Tingkat kepentingan/kritikal. Ada beberapa isu dimana perubahan yang dikehendaki oleh pihak tertentu adalah perubahan yang efek atau imbasnya relatif kecil. Tapi jika dilihat dari sudut pandang manajemen, bisa jadi efek yang ditimbulkan besar karena permintaan perubahan tersebut datang dari pihak yang penting/kritikal.

Pasca Implementasi

            Perubahan yang telah diimplementasikan, haruslah dievaluasi apakah perubahan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar prosedur yang ada atau tidak. Evaluasi pasca implementasi juga harus menilai apakah rencana cadangan yang diajukan telah sesuai.

Manajemen Konfigurasi

            Manajemen konfigurasi adalah mengendalikan inventaris fisik dan hubungan antar komponen yang membentuk satu set standar minimum dari objek yang akan mengalami perubahan. Manajemen konfigurasi bertanggung jawab untuk memastikan semua perubahan yang diimplementasikan terhadap software selama proses perancangan telah memenuhi standar minimum.

Kesimpulan

            Perubahan pada sebuah sistem adalah hal yang sering terjadi, dan tidak terbatas hanya pada pembetulan kesalahan, pengimplementasian fitur baru, dan perilisan software versi terbaru. Manajemen pengendalian perubahan adalah satu dari sekian banyak aspek yang sangat penting. Sebuah manajemen pengendalian yang efektif dapat mengurangi potensi gangguan layanan sistem. Proses ini juga memastikan integritas, ketersediaan, kepercayaan, keamanan, kerahasiaan, dan keakuratan dari sebuah organisasi atau aspek IT dari organisasi tersebut. Kemudian, manajemen pengendalian perubahan tidak hanya mengawasi perubahan – perubahan yang dilakukan, tapi juga memastikan tanggung jawab yang ada telah terpenuhi kepada siapa yang memulai, menyetujui, dan mengimplementasikan perubahan.

video penjelasan : klik

Sumber : diterjemahkan dari Otero, Angel R - Information Technology Control and Audit (chapter 10)